Aksi dan Kebijakan Terkait Kesadaran Lingkungan
Dalam sambutan kunci untuk membuka Indonesian Women’s Forum 2023 hari Kamis, 14 Desember 2023 yang berlangsung di The Hall, Senayan City, Prof. Dr. Haruni Krisnawati, S.Hut., M.Si., Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang Energi, menyampaikan bahwa pemerintah melakukan aksi, kebijakan, dan upaya terkait perlindungan lingkungan untuk mengatasi tantangan perubahan iklim. Bekerja sama dengan berbagai pihak, pemerintah meluncurkan program-program yang melibatkan masyarakat, terutama para perempuan dalam berbagai kegiatan.
Perempuan memiliki peran penting sebagai agen perubahan dalam isu lingkungan. Seperti kita ketahui, banyak perempuan telah menunjukkan kemampuannya dalam memimpin dan menginspirasi gerakan sosial di bidang perubahan iklim dan lingkungan. Selain itu, perempuan juga terkenal akan kemampuannya dalam membangun jejaring dan komunitas.
Dengan komunikasi dan kolaborasi yang efektif, perempuan dapat memimpin edukasi untuk mendorong perubahan perilaku yang lebih ramah lingkungan. Sebagai contoh yang paling mudah ditemukan, perempuan sebagai pengasuh dan pengelola rumah tangga menjadi agen perubahan yang membuat anggota keluarga sadar terhadap pentingnya pengelolaan sampah yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Namun, peran perempuan terkait isu lingkungan tidak terbatas hanya pada komunitas dan rumah tangga. Di panggung global, kita telah melihat lebih banyak perempuan yang mengambil peran penting dalam perundingan tentang iklim dan kebijakan lingkungan. Karena itu, perlu ada dorongan untuk partisipasi perempuan di semua level pengambilan keputusan dan memastikan bahwa suara perempuan didengar serta dihargai.
Tidak itu saja, perempuan bisa memahami dan membawa perspektif yang kritis seputar pentingnya pendekatan yang holistik dan inklusif di dalam mengatasi krisis iklim dan isu-isu lingkungan lainnya. Untuk itu, kita semua perlu mendukung dan mengakui peran strategis perempuan di dalam pergerakan lingkungan.
Berdiri di garis depan sebagai agen perubahan, perempuan adalah pilar dalam membangun fondasi terkait konservasi dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Bagi banyak perempuan, menjadi penting untuk menyebarkan kesadaran dan pengetahuan terkait gaya hidup berkelanjutan, juga praktik terbaik yang ramah lingkungan.
Di tengah tantangan ini, perempuan juga menghadapi situasi krisis iklim. Indonesia sebagai negara kepulauan sangat rentan terhadap perubahan suhu dan kenaikan permukaan air laut. Di sisi lain, perubahan iklim juga berpengaruh terhadap hutan, keanekaragaman hayati, sumber air, sumber energi, dan lainnya. Ini menempatkan beban tambahan pada perempuan. Dampak perubahan iklim ini telah memengaruhi kesehatan reproduksi dan keselamatan perempuan. Misalnya, saat terjadi bencana, akses terhadap fasilitas kesehatan dan air bersih menjadi sulit bagi para perempuan.
Perubahan iklim dan pemanasan global sering menjadi topik perdebatan yang dihadapi. Tidak hanya di skala nasional dan skala global, kita juga menghadapinya di kehidupan sehari-hari. “Di tengah perjuangan dalam mengatasi perubahan iklim dan pemanasan global, langkah-langkah yang diambil pemerintah memegang peranan penting. Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi rumah kaca dan meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim melalui upaya mitigasi,” kata Prof. Dr. Haruni Krisnawati, S.Hut., M.Si. Pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memberikan edukasi, program penyuluhan, dan dialog yang mengajak masyarakat untuk sadar menjaga lingkungan.
Usaha yang ramah lingkungan dan upaya gaya hidup lebih berkelanjutan dapat dimulai dari ruang lingkup keluarga. Mulai dari mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menghemat penggunaan air, hingga mengadopsi kebiasaan memilah dan mengolah sampah bisa mulai dilakukan di lingkungan tempat tinggal. Langkah kecil yang dilakukan di ruang lingkup keluarga tentunya memiliki kekuatan untuk menginspirasi orang lain.(f)