Tas Belanja dari Pakaian Bekas Hasil Kreativitas Berkelanjutan di Indonesian Women’s Forum 2023

Indonesian Women's Forum 2023, IWF 2023 30 December 2023
Setiap tas belanja yang terbuat dari T-Shirt bekas bukan hanya sebuah barang, tetapi juga cermin dari komitmen untuk menjaga lingkungan, langkah kecil yang mampu mengubah dunia menuju gaya hidup berkelanjutan.

Sebagai bagian dari acara Indonesian Women’s Forum (IWF) 2023, kelas "Upcycle T-shirt Jadi Tas Belanja" hadir untuk menjadi platform yang menginspirasi tentang pentingnya daur ulang tekstil dan menciptakan barang-barang fungsional dari bahan bekas untuk mendukung gaya hidup yang lebih sustainableCaine Aurilia dari Setali Indonesia berbagi wawasan tentang pengelolaan limbah tekstil serta langkah-langkah kreatif untuk mengurangi dampak negatifnya upada acara yang berlangsung di mini stage pada Pasar Lestari IWF 2023 ini.

Caine mengawali kelas dengan menyampaikan informasi tentang masalah limbah tekstil yang semakin meresahkan, terutama dalam industri fashion. Caine menyajikan fakta bahwa Indonesia menghasilkan limbah tekstil sebanyak 2,3 juta ton per tahun. Dari angka 2,3 juta ton tersebut, yang terolah kurang lebih hanya 13% saja.





Berawal dari Fast Fashion


Caine lalu menyoroti fast fashion sebagai penyebab utama limbah tekstil yang menggunung. Proses produksi fast fashion yang besar-besaran dan cepat, menciptakan pakaian dengan kualitas rendah. Siklus mode jadi berubah cepat, mendorong konsumsi berlebihan, memicu pembuangan pakaian yang tidak terpakai.

Penggunaan bahan sintetis sulit terurai, seperti polyester, juga berperan dalam peningkatan limbah. Model bisnis ini menciptakan demand yang tak terpenuhi dan menghasilkan jumlah besar pakaian yang dibuang, menyebabkan dampak serius pada lingkungan karena limbah tekstil yang tidak terurai dan mencemari lingkungan serta sumber daya alam.

Guna membantu mengatasi dampak fast fashion tadi, Setali Indonesia hadir mengusung slow fashion dan mendukung gerakan sustainable fashion. “Setali Indonesia adalah social entreprise yang bergerak dalam pengolahan limbah pakaian dengan tujuan untuk menciptakan industri pakaian yang berkelanjutan dengan beberapa teknik,” tutur Caine.

Setali juga bekerja sama dengan penjahit keliling dan seniman wastra dalam pengolahan limbah pakaiannya. Mereka mencoba untuk berkolaborasi dan membuka diri sebesar-besarnya untuk teman-teman ikut berkontribusi dalam pengolahan limbah. Untuk mengolah limbah fashion, Caine mengutarakan ada tiga teknik yang digunakan oleh Setali Indonesia. Pertama, downcycling untuk proses perubahan dengan menurunkan nilai suatu produk. Recycling sebagai proses mengubah suatu benda yang dianggap sebagai sampah atau limbah menjadi material baru.

Teknik ketiga adalah upcycling yang berkaitan dengan proses penggunaan kembali suatu barang dengan cara mengubah bentuk dan atau fungsinya. Barang-barang lama dapat menjadi sesuatu yang fungsional sehingga tidak langsung dibuang. “Setali sendiri di tahun 2022, berhasil mengolah 2,5 ton limbah menjadi 1.626 barang hasil upcycling,” ujar Caine.




Tas Belanja Sustainable


Teknik upcycling digunakan Setali Indonesia dalam kelas IWF 2023 untuk mengubah pakaian yang tidak terpakai menjadi tas belanja. Langkah-langkahnya sederhana saja. Pertama, bagian lengan pakaian dipotong mengikuti jahitan lengan untuk dijadikan pegangan tas.

Selanjutnya, bagian kerah dilipat menjadi dua lalu dipotong. Tinggalkan potongan bagian lengan tadi sepanjang satu atau dua jari bagian kiri dan kanan untuk jadi pegangan tasnya. Kemudian, potong-potong bagian bawah baju dengan ukuran yang sama menjadi rumbai-rumbai. Rumbai ini yang nantinya akan diikat berhadapan untuk menjadi alas tas.

Setelah semua rumbainya terikat kuat, lalu dibalik agar tas terlihat rapi. Kemudian, hias tas dengan menempelkan kain-kain perca menggunakan benang. Dekorasi kain perca ini dapat dibuat sesuai selera. Ukuran atau besar tas juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan atau selera. Tas belanja pun siap digunakan. Mudah, 'kan?

“Kebanyakan masyarakat membeli spunbond untuk menjadi tas belanja dengan maksud lebih ramah lingkungan. Padahal, spunbond yang tidak terpakai akan menjadi tumpukan sampah baru. Karena itu, Setali menyarankan untuk membuat tas belanja dengan cara upcycling,” jelas Caine mengenai alasan pembuatan tas belanja dari pakaian bekas ini.

Para peserta pun mendapat pengetahuan baru, keterampilan praktis, dan motivasi untuk menerapkan gaya hidup berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari. Tentu saja, upcycling pakaian bekas menjadi tas belanja hanya salah satu contoh nyata bagaimana setiap individu dapat terlibat dalam perubahan positif untuk lingkungan.(f)