Tantangan Kreativitas UKM Perempuan dan Peluang Ke Depan

Indonesia Womenprenuer Conference, IWC 2023 21 July 2023

Berbagai tantangan dihadapi wanita wirausaha, seperti keterbatasan kemampuan dan akses wirausaha perempuan terhadap pasar yang lebih luas. Sebagai wirausaha, menarik untuk terus mengeksplorasi bagaimana peluang dan seperti apa kreativitas yang perlu dipertajam ke depannya.  Tema ini dibahas tuntas pada hari kedua DBS Treasures - Indonesia Womenpreneur Conference 2023, yang  berlangsung Rabu, 12 Juli 2021, mengangkat tema tentang “Peluang & Kreativitas Bisnis”. 

Dibuka oleh Didi Sumedi, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, yang memberi sambutan lewat video. Beliau sangat mengapresiasi kontribusi Femina dalam mengembangkan dunia kewirausahaan perempuan. Salah satunya, lewat program kolaborasi antara Femina dengan Facebook sejak 2021. Aksi tersebut secara langsung turut meningkatkan kecakapan dan literasi digital para wanita wirausaha. Hal tersebut sejalan dengan program pemerintah Indonesia untuk mendorong transformasi ekonomi digital sebagai isu prioritas Presidensi G20 Indonesia. 

“Pada tahun 2023 ini, outlook pertumbuhan ekonomi domestik yang relatif stabil didorong oleh peningkatan permintaan domestik baik konsumsi rumah tangga maupun investasi.” Didi juga melihat potensi UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari kemampuan UMKM yang memberikan kontribusi sebesar 61% pada PDB nasional dan menyerap 96,9% tenaga kerja dan menyumbangkan 15,7% dalam ekspor non migas nasional. 

Untuk itu, Kementerian Perdagangan berencana menggelar Trade Expo Indonesia (TEI) ke-38, yang akan berlangsung secara hybrid, pada 18 Oktober-18 Desember 2023 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, Banten. Pameran perdagangan tingkat dunia yang mengusung tema ”Sustainable Trade for Global Economic Resilience” itu menjadi ajang untuk mencari pasar ekspor baru. 

Bicara tentang peluang, dibahas oleh para ahli dan sejumlah perempuan sukses pemilik bisnis, dalam dua panel di DBS Treasures-Indonesia Womenpreneur Conference 2023. Panel pertama, mengangkat topik “Konsumen Muslim Kelas Menengah Pembelanja Royal?” dan kedua tentang “Masa Depan Di Tangan Bisnis Artisan”.  
 


Yuswohady menjelaskan pasar kelas menengah muslim yang kini sudah beralih mencari spiritual value pada produk. Foto: Muhammad Zaki
 

Menurut Yuswohady, Managing Partner Inventure, penulis buku Marketing to The Middle Class Moslem, pasar muslim menggeliat ditandai maraknya industri hijab, kosmetik halal, bank dan keuangan syariah, maupun makanan halal. Yuswohady membagi konsumen muslim ke dalam 4 jenis, antara lain: rationalist, universalist, konformist, dan apathist. 


“Kelompok apathist ini jumlahnya naik tinggi di masa pandemi. Mereka tidak mementingkan nilai keislaman dari produk yang dibeli, maupun juga kualitas produk. Mereka adalah konsumen yang hanya mementingkan harga,” jelas Yuswohady. Akan tetapi, ke depannya, ia melihat, kelompok yang akan semakin naik adalah universalist. Yakni, mereka yang mementingkan substansi. “Yang penting nilai-nilai yang dianut islami, meski kemasannya tidak ada bahasa Arab.” 

Hadir dalam panel tersebut tiga wanita wirausaha, antara lain, Istafiana Candarini, Founder & CEO Kami, Allyssa Hawadi, Co-Founder & VP of Public Relations from Buttonscarves Beauty, dan Masrura Ram Idjal, Founder Rabbani Tour & Travel. 

Di panel kedua, Leonard Theosabrata, Direktur Utama LLP-KUKM (SMESCO Indonesia), Tama Florentina (Founder Moire Rugs), Nieta Pricilla Puspitasari (Founder Mazaraat Cheese), Anne Natali, (Founder Jettala’Aneiu), berdiskusi tentang bisnis artisan. Bisnis artisan identik dengan produk yang unik dan eksklusif. Tidak pasaran. Umumnya, pemilik brand juga orang-orang yang idealis dan memiliki ownership tinggi terhadap brand mereka. 

 

 

Di panel kedua, Leonard Theosabrata, Tama Florentina, Nieta Pricilla Puspitasari, dan Anne Natali berdiskusi tentang bisnis artisan. Foto: Muhammad Zaki

 

 

 

Seperti Anne, tas kulit buatannya, dibuat secara terbatas. Karena hanya mengandalkan pengerjaan tas dari dirinya dan sang suami. Kapasitas Jettala selalu penuh, dan jika memesan hari ini, antreannya sampai Mei 2025.

Sedangkan, Tama, kreator Moire Rugs, menciptakan produk karpet untuk pasar high end.  “Kompetitor kami adalah brand yang ada di internasional. Jika dibandingkan dengan yang di luar, tentu harga jadi lebih murah. Tidak perlu bayar pajak impor, tidak perlu shipping. Kenapa harus beli impor? Kami satu-satunya produk high end yang punya pabrik sendiri di Indonesia,” kata Tama. 


Sementara Nieta, dari tangannya dan suami, ia menciptakan puluhan jenis keju. “Saya ingin mengawal indonesia jadi swasembada keju. Dengan cakupan geografis Indonesia, potensi susu di Indonesia, seharusnya mudah bagi kita untuk menjadi swasembada keju,” ujarnya. Di tahun 2023 ini, Mazaraat Cheese mengantongi sertifikat produsen keju organik pertama di Indonesia. 

Masih ada lagi ilmu dari empat Kelas Inspirasi pada hari yang sama. Keempat kelas tersebut, antara lain, Mencari SDM Tepat untuk Pelaku UKM bersama Lita Mucharom (Konsultan SDM & CEO PT Langkah Mitra Selaras) dan Nonita Respati (Owner & Creative Director Purana); Customer Sevice di Era Medsos bersama Dr. Emilia Bassar (BPP PERHUMAS, Wakil Ketua Umum Bidang Peningkatan Kapasitas Komunitas UMKM Naik Kelas, dan CEO CPROCOM); Keamanan Pengiriman Barang Jarak Jauh bersama Magdalena Amril (Country Industry Development Manager DHL Express), dan Cara Cermat Beli Franchise bersama Yanty Melianty Warko (Founder & CEO of PT MagFood Amazy International).  (f)